Tapi ada hal lain yang ingin saya tulis di sini. Sesuatu yang menurut saya sangat istimewa. Yaitu mengenai pelayanan yang mereka berikan kepada para tamu. Desa ini menawarkan konsep menginap berupa homestay. Jadi para tamu akan tidur di dalam rumah yang sama dengan pemiliknya. Dimana pemilik rumah akan menyediakan satu kamar khusus untuk tamu.
Soal fasilitas, mohon
jangan berharap terlalu berlebihan. Karena setiap keluarga memiliki
taraf ekonomi yang berbeda. Sehingga setiap rumah pasti memiliki
fasilitas yang berbeda pula. Ada yang rumahnya besar, dengan kamar mandi
di dalam, lengkap dengan fasilitas televisi. Namun ada pula yang
rumahnya kecil dengan kamar mandi di luar. Yang berarti harus berbagi
kamar mandi dengan pemilik rumah. Dan setiap orang tentu memiliki
standar tersendiri mengenai definisi kamar mandi yang nyaman. Sekali
lagi saya bilang, bahwa semua fasilitas tersebut bersifat relatif. Tidak
bisa disamaratakan.
Namun ada suatu kesamaan dari semua
penduduk yang menawarkan rumah mereka untuk dijadikan sebagai homestay.
Sejak awal, para penduduk daerah ini memang sudah dibentuk pola pikirnya
bahwa setiap tamu yang datang berkunjung adalah saudara jauh. Sehingga
mereka memperlakukan para tamu selayaknya mereka memperlakukan saudara
sendiri.
Saya akan berbagi
sedikit cerita saya di desa ini. Saya mendapat kesempatan untuk menginap
di rumah keluarga Bapak Suwanto. Saya dan seorang teman tiba di rumah
ini sekitar pukul 11 malam. Saat saya tiba, rumah dalam gelap dan
keadaan tertutup rapat. Sangat wajar memang, karena jam segitu adalah
waktunya tidur. Namun ketika pintu saya ketuk dan mengucapkan salam,
langsung saja terdengar suara dari dalam dan ibu pemilik rumah langsung
membuka pintu. Ia berpenampilan rapi dan bersama putri kecilnya
menyambut kami dengan senyum hangat. Bayangkan, jam 11 malam, waktu
dimana seharusnya mereka menikmati istirahat malam, mereka masih sempat
menyambut kami secara istimewa seperti itu. Ah, sungguh indahnya dunia…
Pagi hari, ketika saya bangun pukul 05.30 WIB, saya mendapati di ruang
tamu depan kamar tidur saya sudah tersedia air hangat lengkap dengan
sepiring gorengan beserta salak pondoh. Maklum saja, salak pondoh adalah
hasil unggulan dari daerah tersebut. Sehingga setiap keluarga memiliki
pohon sendiri. Dan kebetulan musim panen baru saja berlalu. Sehingga
persediaan salak masih banyak.
Secara fasilitas dan
jenis makanan yang disediakan, tentu sangat berbeda dengan yang
ditawarkan oleh hotel bintang 5. Namun secara pelayanan, desa ini
menawarkan pelayanan yang sama hebatnya, atau bahkan melebihi pelayanan
yang diberikan oleh hotel bintang 5. Jika memiliki uang, kita bisa
membayar hotel bintang 5 untuk mendapatkan fasilitas super mewah. Tapi
mendapat perlakuan istimewa seperti yang diberikan oleh keluarga Bapak
Suwanto kepada saya, tentu tidak dapat dinilai dengan uang. Berapapun
nilainya. Karena pelayanan yang diberikan secara tulus dari hati, akan
dapat dinikmati secara istimewa oleh si penerima layanan tersebut. Dan
tentu saja, hal ini adalah suatu pengalaman menarik yang tidak ingin
saya lupakan.
Jadi, apakah kalian tertarik untuk mengunjungi Desa
Gandok Kadilobo dan merasakan sensasi keramahan serta pelayanan istimewa
yang siap ditawarkan oleh para penduduknya? Selamat mencoba… ;-)
0 comments:
Post a Comment